Harga Sembako Naik-Turun di Jawa Timur: Bawang Merah dan Daging Sapi Kenaikan Terbesar

oleh -12 Dilihat
Bawang merah 169.jpeg

Harga Sembako Masih Berfluktuasi di Jawa Timur: Implikasi bagi Masyarakat

Surabaya – Harga sembilan bahan pokok (sembako) di Jawa Timur mengalami fluktuasi yang signifikan. Pada hari ini, beberapa komoditas seperti bawang merah, daging sapi, dan cabai menunjukkan kenaikan, sementara cabai rawit mengalami penurunan. Kenaikan harga-harga sembako ini tentu menjadi perhatian penting bagi masyarakat, mengingat pengeluaran harian mereka sangat bergantung pada stabilitas harga bahan pokok.

Sejak pagi hari ini, harga sembako yang terpantau menunjukkan perubahan yang mencolok. Menurut data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo), berikut adalah rincian harga terbaru di Jawa Timur:

  • Beras Premium: Rp 14.898/kg
  • Beras Medium: Rp 12.971/kg
  • Gula Kristal Putih: Rp 16.673/kg
  • Minyak Goreng Curah: Rp 18.471/kg
  • Daging Sapi Paha Belakang: Rp 119.711/kg
  • Cabai Merah Keriting: Rp 31.775/kg
  • Bawang Merah: Rp 46.401/kg

Data tersebut menunjukkan bahwa bawang merah mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1.214 atau 2,69%, sedangkan daging sapi naik Rp 897 atau 0,76%. Di sisi lain, cabai rawit mengalami penurunan sebesar Rp 356 atau 0,89%, yang tentunya membuat beberapa konsumen merasa terbantu.

Kenaikan harga sembako tidak hanya berdampak pada kondisi perekonomian, tetapi juga memengaruhi daya beli masyarakat. Dalam situasi di mana inflasi tinggi dan biaya hidup semakin membebani, setiap kenaikan harga dapat berdampak besar, terutama bagi mereka dengan penghasilan tetap.

Perubahan harga sembako dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain permintaan dan penawaran, cuaca, serta kebijakan pemerintah. Jika permintaan meningkat sedangkan pasokan tidak mencukupi, harga cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan melimpah namun permintaan menurun, harga dapat turun. Cuaca ekstrem dan bencana alam juga dapat berdampak negatif terhadap hasil pertanian, yang pada gilirannya mempengaruhi harga di pasaran.

Kebijakan pemerintah, seperti regulasi impor dan subsidi, juga berpengaruh dalam menentukan harga. Kenaikan bahan baku dan biaya produksi, termasuk upah pekerja, dapat berdampak langsung pada nilai jual sembako. Selain itu, masalah rantai distribusi seperti kemacetan dan pemogokan juga berpotensi menyebabkan keterlambatan pasokan, meningkatkan biaya, dan akhirnya mengganggu kestabilan harga.

Melihat kondisi ini, masyarakat perlu lebih proaktif dalam mengelola pengeluaran harian. Pemahaman tentang fluktuasi harga dan penyebabnya akan membantu masyarakat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berbelanja. Penting bagi pemerintah untuk terus memantau dan menciptakan kebijakan yang menciptakan kestabilan harga sembako agar tidak membebani masyarakat, terutama di tengah tantangan ekonomi saat ini.

Harga sembako yang bervariasi antar pasar mengharuskan konsumen untuk lebih cermat saat berbelanja. Data harga yang diperoleh dari Siskaperbapo adalah rata-rata, dan harga di lapangan dapat berbeda-beda. Dengan demikian, transparansi informasi harga menjadi kunci untuk memberi masyarakat pilihan terbaik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

(hil/irb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *