Festival Bantengan Nuswantoro: Mengangkat Kearifan Lokal ke Panggung Internasional
Jawa Timur, 31 Juli 2025 – Festival Bantengan Nuswantoro Trance Festival ke-17 resmi dibuka di Sumber Cinde, Batu, dengan penampilan seni pertunjukan yang memukau, termasuk penampilan seniman asal Jepang, Kiki Ando. Festival ini berlangsung selama lima hari hingga 3 Agustus 2025 dan menjadi platform untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke mata dunia.
Penyelenggaraan festival ini tidak hanya sekadar pertunjukan seni, melainkan juga upaya strategis untuk mempromosikan pariwisata budaya di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Terdapat kolaborasi antara seniman lokal dan mancanegara, menjadikan festival ini sebagai jembatan budaya yang dapat menjalin hubungan antarbangsa. Kiki Ando, dengan sentuhan seni pertunjukannya, memberikan warna baru yang memperkaya daftar atraksi yang ditawarkan oleh festival ini.
Festival yang telah digelar sejak tahun 2009 ini mengusung tema “Keselarasan Tradisi dan Modernitas.” Dalam konteks masyarakat yang semakin kreatif dan terbuka, acara ini menjadi ajang bagi masyarakat lokal, khususnya generasi muda, untuk terlibat langsung dalam pengenalan budaya mereka. Melalui kegiatan workshop dan diskusi, festival ini mengajak warga untuk menyebarluaskan pengetahuan mengenai berbagai warisan tradisi yang ada di sekitar mereka.
Masyarakat Batu dan sekitarnya pun merasakan dampak positif dari festival ini. Selama berlangsungnya acara, sektor pariwisata setempat mengalami peningkatan signifikan. Pengunjung dari berbagai daerah tidak hanya datang untuk menikmati pertunjukan, tetapi juga berbelanja produk lokal, mencicipi kuliner khas, serta mengunjungi destinasi wisata di sekitar Sumber Cinde. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Jawa Timur, dalam sambutannya, menyatakan, “Festival ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi antara tradisi dan inovasi. Kami berharap acara ini dapat menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai budaya lokal.” Pernyataan tersebut mencerminkan semangat bersama untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia di era globalisasi.
Melihat lebih jauh ke dalam konteks sosial-politik, festival ini menjadi sarana penting untuk memperkuat rasa identitas masyarakat. Di tengah tantangan globalisasi dan homogenisasi budaya, Bantengan Nuswantoro menawarkan sebuah ruang bagi masyarakat untuk merayakan warisan budaya mereka dengan bangga. Hal ini sangat relevan, mengingat generasi muda saat ini perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga dan menghormati budaya lokal.
Kiki Ando, seniman dari Jepang, menyampaikan apresiasinya terhadap kehangatan masyarakat yang menyambutnya. “Saya merasa terinspirasi oleh energi yang ada di sini dan berharap seni dapat menjadi jembatan antara budaya kita,” ungkapnya. Melalui kata-kata sederhana itu, Ando mencerminkan harapan festival ini untuk menjalin koneksi lebih dalam antara berbagai budaya.
Dengan semangat gotong-royong dan kolaborasi antarbudaya, Bantengan Nuswantoro Trance Festival ke-17 bukan hanya soal hiburan, tetapi juga upaya untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya melestarikan budaya lokal. Dengan harapan, festival ini dapat terus memberikan dampak positif bagi masyarakat Batu dan sekitarnya, sekaligus menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara untuk mengenal lebih jauh kekayaan budaya Indonesia.