Rekor Pemain Akademi Manchester United Terancam Berakhir Musim Depan

oleh -12 Dilihat
Scott mctominay 169.jpeg

Rekor Pemain Akademi Manchester United Terancam Berakhir

Jakarta – Manchester United (MU) berisiko mengakhiri tradisi panjang yang telah berlangsung selama hampir 88 tahun, di mana setidaknya satu pemain jebolan akademi selalu tampil di setiap laga. Sejak Oktober 1937, MU mencatatkan 4.321 pertandingan tersebut tanpa mengecualikan pemain akademi, menjadi catatan luar biasa yang belum pernah dilakukan oleh klub rival di Inggris.

Dalam periode tersebut, MU telah meraih 44 trofi, termasuk 18 dari 20 gelar Liga Inggris. Namun, rekor tersebut terancam berakhir pada musim 2025-2026. Sejumlah pemain akademi yang pernah membela tim utama kini telah melepas kerudungnya. Marcus Rashford telah bergabung dengan Barcelona, sementara Jonny Evans memilih pensiun. Scott McTominay, Mason Greenwood, dan Brandon Williams pun telah cabut permanen sejak 2024, menyisakan Alejandro Garnacho yang tidak lagi masuk dalam rencana manajer Ruben Amorim.

Saat ini, hanya Kobbie Mainoo, gelandang berusia 20 tahun, yang tersisa sebagai harapan. Namun, ia absen dalam 17 pertandingan pada musim lalu akibat cedera otot. Praktis, MU menghadapi tantangan serius jika Mainoo juga mengalami cedera.

Selama pramusim di AS, beberapa pemain akademi seperti Toby Collyer dan Tyler Fredricson mendapat kesempatan bermain. Namun, mereka kemungkinan akan kembali ke akademi atau dipinjamkan, alih-alih dipercaya untuk skuad utama.

Tony Park, seorang penggemar MU dan ahli sejarah klub, menyatakan, “Menjual McTominay adalah kesalahan.” Ia menambahkan bahwa selama ini akademi MU terkenal menghasilkan pemain berkualitas yang membawa klub pada kesuksesan, termasuk di era manajer legendaris seperti Matt Busby dan Alex Ferguson.

Park menekankan, meskipun rekor ini sangat berharga, para pemain muda harus berjuang secara meritokratis untuk mendapatkan tempat di tim utama. Jika mereka tidak cukup baik, maka tidak seharusnya mereka dipilih, dan ini menunjukkan adanya kesalahan dalam sistem pengembangan pemain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *