Optimalkan Musim Tanam Ketiga, Lamongan Dorong Swasembada Pangan Nasional

oleh -12 Dilihat
1002322420.jpg

Peningkatan Produksi Pangan Lewat Optimasi Musim Tanam Ketiga di Lamongan

Lamongan, Jawa Timur – Pemerintah Kabupaten Lamongan berkomitmen mengoptimalkan musim tanam ketiga (MT III) tahun 2025 sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan nasional dengan target luas tanaman mencapai 192.373 hektare. Hal ini disampaikan oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, usai berkunjung ke para petani di Desa Kedungrembug, Kecamatan Sukodadi, Jumat (1/8).

Bupati Yuhronur menjelaskan bahwa pelaksanaan MT III diharapkan dapat meningkatkan produksi padi secara signifikan. “Kami siap menjalankan MT III sebagai salah satu langkah konkret. Dengan memanfaatkan 7.773 hektare lahan bera, tegal, dan kebun, kami berupaya mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan,” tegasnya.

Saat ini, luas lahan baku sawah di Lamongan tercatat mencapai 96.095,9 hektare. Untuk itu, perlu adanya optimalisasi lahan dan peningkatan intensitas tanam guna mendorong produktivitas pertanian di daerah tersebut. “Tanam MT III yang dimulai bulan Agustus ini diharapkan bisa dipanen pada Oktober 2025,” tambahnya.

Di tengah kondisi sosial-politik dan ekonomi yang menuntut ketahanan pangan, Director Pelindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Ardi Praptono, menggarisbawahi kesiapan wilayah Sukodadi untuk memulai tanam. Menurutnya, dukungan dari ketersediaan air, pupuk, dan benih secara memadai sangat krusial untuk suksesnya program ini.

“Saat ini, kebutuhan alat pertanian modern seperti combine harvester semakin mendesak untuk efisiensi dan percepatan panen. Kami siap mendukung distribusi alat tersebut ke daerah yang memerlukan,” ujar Ardi. Aspirasi ini mencerminkan tuntutan petani lokal akan perbaikan infrastruktur yang mendukung kegiatan pertanian.

Dalam dialog yang berlangsung, petani menyampaikan berbagai keluhan terkait infrastruktur pertanian, terutama tentang kondisi jalan usaha tani dan sarana penampungan air. Perbaikan infrastruktur ini dianggap vital untuk meningkatkan mobilitas serta produktivitas pertanian.

Kondisi yang dihadapi masyarakat petani saat ini, di tengah tantangan iklim dan harga kebutuhan pokok yang fluktuatif, menjadi latar belakang pentingnya keberhasilan program ini. Dengan langkah-langkah konkret dan dukungan pemerintah, diharapkan hasil panen dari MT III dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan ketahanan pangan secara nasional.

Optimisme ini juga menggema di tengah masyarakat, yang menunggu regulasi dan tindakan nyata dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Pembenahan infrastruktur serta dukungan teknologi pertanian diharapkan dapat menjawab kebutuhan mereka, sehingga produktivitas pertanian dapat meningkat secara berkelanjutan.

Dalam konteks ini, kehadiran bagi masyarakat lokal tidak hanya terfokus pada peningkatan hasil pertanian, tetapi juga melibatkan pelibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan petani, diharapkan pertanian Lamongan dapat menjadi percontohan bagi daerah lain di Indonesia.

Sebagai langkah selanjutnya, masyarakat Lamongan membutuhkan komitmen semua pihak untuk menjaga kesinambungan program ini, sehingga capaian swasembada pangan tidak hanya menjadi slogan, tetapi bisa terwujud dalam bentuk nyata bagi kesejahteraan rakyat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *