Pembangunan Sekolah Rakyat: Dukungan Nyata untuk Pendidikan Anak-Anak Indonesia
Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di bawah pimpinan Menteri Dody Hanggodo menegaskan komitmen untuk menyelesaikan pembangunan 50 Sekolah Rakyat Tahap 1C di berbagai daerah. Program ini bertujuan menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak, terutama dari keluarga kurang mampu, dan diharapkan dapat dimanfaatkan pada tahun ajaran 2025/2026.
Pembangunan Sekolah Rakyat merupakan salah satu langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. “Ini bukan sekadar membangun ruang belajar, tetapi membangun masa depan anak-anak Indonesia,” jelas Dody di Jakarta, Rabu (6/8/2025). Kerja sama antara Kementerian PUPR dan Kementerian Sosial menjadi kunci dalam mempercepat pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkualitas dan siap digunakan.
Program ini diambil sebagai salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto, yang berfokus pada penyediaan pendidikan gratis untuk anak-anak dari kalangan miskin dan miskin ekstrem. Dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan pembangunan 100 Sekolah Rakyat setiap tahunnya, dengan kapasitas siswa per sekolah berkisar antara 75 hingga 150 anak. Hal ini menjadi bagian dari upaya untuk memperluas cakupan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Dody menjelaskan, dari 167 lokasi calon sekolah yang diusulkan, hanya 50 yang lolos verifikasi. Sebanyak 49 sekolah dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sementara satu sekolah lainnya dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Program ini juga mencakup sembilan lokasi usulan baru yang kini sedang dalam tahap persiapan.
Progres pembangunan Sekolah Rakyat menunjukkan hasil yang positif. Hingga 4 Agustus 2025, konstruksi fisik sudah mencapai 60,93 persen, dan ditargetkan selesai pada akhir bulan Agustus tahun ini. Kegiatan renovasi mencakup pengecatan, perbaikan ruang belajar, dan pengadaan fasilitas seperti instalasi listrik dan air serta perabotan, guna mendukung sarana belajar yang nyaman.
Dody juga menekankan bahwa semua tahapan teknis, termasuk perencanaan dan pengawasan konstruksi, telah dimulai sejak Juni 2025. Ini untuk memastikan bahwa Sekolah Rakyat Tahap 1C dapat digunakan tepat waktu.
Sementara itu, masyarakat setempat menyambut baik inisiatif ini, yang diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pendidikan di daerah terpencil. “Anak-anak kami sangat membutuhkan kesempatan untuk belajar. Sekolah baru ini akan memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik,” ungkap seorang orang tua di salah satu lokasi rintisan.
Dengan kolaborasi lintas kementerian dan pemerintah daerah, Dody berharap program Sekolah Rakyat ini dapat berfungsi sebagai pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia. “Kami ingin memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang layak dan berkualitas demi terwujudnya Indonesia Maju,” tutupnya.
Pembangunan Sekolah Rakyat bukan hanya sebuah proyek fisik, melainkan upaya bersama untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas dan berdaya saing. Dengan target dan komitmen yang jelas, harapan akan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia semakin mendekati kenyataan.