Gresik, 22 Juli 2025 – Selama pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2025, Satlantas Polres Gresik berhasil menindak sebanyak 1.198 pelanggaran lalu lintas. Langkah ini diambil dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepatuhan berlalu lintas, terutama di kalangan pengguna kendaraan roda dua yang mendominasi jumlah pelanggaran.
Dari total pelanggaran yang dilakukan, rincian menunjukkan bahwa sebanyak 1.129 kasus melibatkan pengendara sepeda motor. Sementara itu, kategori lain seperti mobil minibus, mobil penumpang, dan truk tercatat masing-masing hanya 34, 17, dan 15 pelanggaran. Kasatlantas Polres Gresik, AKP Rizki Julianda Putera, menjelaskan bahwa empat pendekatan penindakan dilakukan: ETLE statis dengan 31 pelanggaran, ETLE mobile 30 pelanggaran, tilang manual 185 pelanggaran, serta 952 pelanggar yang hanya mendapatkan teguran tertulis.
“Pendekatan kombinatif, yaitu pemanfaatan teknologi seperti ETLE dan patroli lapangan, terbukti efektif dalam menindak pelanggaran. Ini merupakan langkah nyata untuk mewujudkan keselamatan dan ketertiban berlalu lintas di Gresik,” ujar Rizki.
Berdasarkan data, pelanggaran paling umum terjadi pada pengendara sepeda motor, dengan 608 kasus terkait ketidakpatuhan dalam menggunakan helm SNI dan 476 kasus pelanggaran rambu lalu lintas. Pihak kepolisian juga mencatat pelanggaran lain, seperti 25 kasus tidak mengenakan sabuk keselamatan, 30 kasus tidak membawa kelengkapan kendaraan, serta 21 kasus tidak memiliki SIM. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan norma keselamatan dalam berkendara.
Operasi Patuh Semeru 2025 ini menjadi momentum penting dalam menekankan perlunya disiplin di jalan raya, terutama di saat meningkatnya jumlah kendaraan di Gresik. Dalam konteks sosial dan ekonomi, kesadaran berlalu lintas yang rendah dapat berkontribusi pada meningkatnya angka kecelakaan, yang pada gilirannya bisa berdampak negatif pada produktivitas masyarakat.
Menanggapi situasi ini, Rizki berharap kepada seluruh pengguna jalan untuk lebih patuh pada aturan dan mengutamakan keselamatan selama berkendara. “Operasi Patuh Semeru 2025 akan berlanjut untuk menekan angka pelanggaran dan mencegah terjadinya kecelakaan di jalan raya. Keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas tidak hanya akan mengurangi risiko kecelakaan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua pengguna jalan. Oleh karena itu, edukasi dan kesadaran akan peraturan lalu lintas perlu terus digalakkan, baik melalui program-program kepolisian maupun inisiatif masyarakat yang peduli akan keselamatan bersama.
Dalam hal ini, peran komunitas dan tokoh setempat sangat penting. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan kesadaran berlalu lintas di Gresik dapat meningkat, sehingga menciptakan iklim berkendara yang lebih aman dan nyaman.