Pria 150 Kg Dievakuasi di Surabaya: Perhatian untuk Kesehatan Masyarakat
Surabaya – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya baru-baru ini mengevakuasi seorang pria berusia 23 tahun, berinisial MS, dari rumah kosnya. Pria yang awalnya dilaporkan berbobot 400 kg tersebut ternyata memiliki berat aktual sebesar 150 kg. MS mengalami kesulitan bernapas dan didiagnosis menderita hernia, sehingga memerlukan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soewandhie Surabaya.
Ibu MS, Turiyah (57), menjelaskan bahwa putranya telah mengalami masalah kesehatan dalam beberapa bulan terakhir. “Sebelum sakit, saya timbang badannya hanya 98,5 kg, tidak sampai 100 kg. Namun, beratnya kini meningkat menjadi 150 kg,” ungkapnya. Keadaan MS semakin memburuk, dengan keluhan sesak napas dan masalah penglihatan saat berjualan tisu di lampu merah kawasan Surabaya Barat.
Menurut Turiyah, kondisi kesehatan MS mulai menyusut dalam dua bulan terakhir. “Dua minggu terakhir, dia mengalami demam dan kesulitan bernapas. Saya khawatir dengan bengkak yang terjadi,” tuturnya, merujuk pada kemungkinan hernia yang semakin parah.
Sejak Rabu (6/8), MS menjalani perawatan intensif di ruang ICU. Turiyah hanya dapat menjenguk dari luar kaca, melihat kondisi anaknya yang membutuhkan bantuan oksigen. “Pernafasannya sedikit membaik, tetapi belum diizinkan untuk makan,” katanya. Masyarakat setempat kini mulai memberikan perhatian lebih terhadap isu kesehatan dan obesitas, yang menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Berat badan berlebih merupakan isu yang semakin mempengaruhi banyak individu, terutama di kota-kota besar seperti Surabaya.
Kasus MS mencerminkan pentingnya kesadaran akan kesehatan masyarakat, terutama dampak obesitas terhadap kualitas hidup. Lemahnya sistem pelayanan kesehatan dan kurangnya akses informasi mengenai pola hidup sehat dapat berkontribusi pada meningkatnya masalah kesehatan. Setelah dievakuasi, MS memasuki fase pemulihan, dan diharapkan bisa mendapatkan perawatan yang tepat untuk kembali ke kehidupan normalnya.
Kasus ini menyoroti perlunya perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat mengenai gaya hidup sehat. Banyak warga yang belum menyadari risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh kelebihan berat badan. Program penyuluhan mengenai kesehatan dan gizi perlu digalakkan, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal dan rentan terhadap masalah kesehatan seperti MS.
Turiyah berharap agar putranya dapat segera pulih dan kembali beraktivitas. “Saya hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya,” ujarnya, menyiratkan harapan yang sama untuk masyarakat yang menghadapi masalah serupa. Mengedukasi diri dan melakukan langkah preventif menjadi kunci untuk mencegah kasus-kasus serupa di masa depan.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, diharapkan kasus ini menjadi pengingat bahwa perawatan kesehatan yang baik dan pola hidup sehat sangat penting untuk dijaga demi masa depan yang lebih baik.