Warga Rusak Rumah Pelaku Pembunuhan Bocah 7 Tahun di Pasuruan

oleh -3 Dilihat
Rumah pelaku pembunuhan bocah 7 tahun di pasuruan dirusak warga 1754830710329 169.jpeg

Rumah Pelaku Pembunuhan Bocah di Pasuruan Dirusak Warga, Masyarakat Tumpahkan Amarah

Pasuruan – Ratusan warga di Dusun Areng-areng, Desa Sambisirah, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, meluapkan kemarahan mereka dengan merusak rumah M Afandi (32), yang diduga sebagai pelaku pembunuhan bocah M Haidar Musthofa (7) pada Sabtu (9/8/2025). Insiden pengerusakan terjadi setelah pemakaman korban, M Haidar, yang ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan.

Warga, yang merasa terpukul atas tragedi tersebut, tidak hanya menghancurkan rumah Afandi, tetapi juga rumah orang tuanya yang berada berdempetan. Dalam amuk massa tersebut, tiga motor yang terparkir di halaman rumah pelaku juga menjadi sasaran. Situasi ini menggambarkan betapa dalamnya rasa duka dan marah yang melanda komunitas setempat.

Kepala Desa Sambisirah, Abdurrohim, mengonfirmasi bahwa pengerusakan terjadi dua kali. Yang pertama berlangsung setelah proses pemakaman, dan yang kedua sekitar pukul satu dini hari. “Ayah pelaku sudah diungsikan ke lokasi yang tidak diketahui sebelum kerusuhan terjadi,” ujarnya, menambahkan bahwa saat ini kondisi desa sudah kembali kondusif.

Sementara itu, M Haidar Musthofa ditemukan tewas di rumahnya dengan luka parah di kepala. Bocah malang tersebut diduga dipukul dengan alat berat oleh pelaku saat sedang bermain di teras rumah. Kejadian ini menimbulkan gelombang empati yang luar biasa dari masyarakat, yang merasa kehilangan seorang anak yang seharusnya hidup berbahagia dan tidak terlibat dalam kekerasan.

Insiden ini tidak hanya mencerminkan tindak kejahatan yang mencengangkan, tetapi juga menunjukkan adanya krisis sosial yang lebih dalam di masyarakat. Banyak warga menganggap tindakan perusakan sebagai bentuk pembelaan terhadap hak-hak korban dan keluarga yang ditinggalkan, sekaligus simbol dari ketidakpuasan terhadap sistem hukum yang terkadang dianggap tidak memberikan rasa aman.

Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat tentang perlunya penanganan yang lebih baik terhadap segala bentuk kekerasan, terutama yang melibatkan anak-anak. Mengingat statistik kasus kekerasan terhadap anak yang terus meningkat, masyarakat pun mendesak pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang perlindungan anak.

Rokim, seorang warga setempat, menyatakan bahwa meskipun amukan massa telah mereda, trauma yang ditinggalkan oleh tragedi ini akan memerlukan waktu untuk sembuh. “Kami semua merasakan sakit dan kehilangan. Kami ingin agar hal ini tidak terulang lagi,” ujarnya dengan penuh harap.

Dalam konteks sosial dan politik saat ini, tragedi ini menyoroti betapa pentingnya peran pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Dengan meningkatnya kasus-kasus kekerasan, masyarakat berharap adanya langkah nyata dari pihak berwenang untuk mencegah terjadinya tragedi serupa di masa depan.

Karena itu, adalah tugas semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga terkait, untuk lebih peka dan responsif terhadap isu-isu kekerasan terhadap anak. Hanya dengan kerjasama yang baik, kesejahteraan dan keamanan anak-anak di Indonesia dapat terjamin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *