Jembatan Penyeberangan Ikonik di Jalan Tunjungan Surabaya Dibongkar, Menuju Modernisasi untuk Daya Tarik Wisatawan
Surabaya – Jembatan penyeberangan orang (JPO) Siola yang menjadi simbol di Jalan Tunjungan resmi dibongkar pada Jumat (8/8). Pembongkaran ini dilakukan akibat kondisi fisik jembatan yang sudah tidak lagi layak pakai dan rentan. Rencananya, jembatan ini akan diganti dengan model yang lebih modern dan menarik.
Di tengah upaya pemerintah untuk mempercantik dan mengembangkan infrastruktur kota, banyak pelaku usaha di sekitar Jalan Tunjungan menyambut baik langkah ini. Mereka berharap, hadirnya jembatan baru dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang, baik untuk berbelanja maupun berkumpul di area tersebut.
Nando, seorang karyawan di coffee shop Plataran Aruna, mendukung keputusan pembongkaran. Ia percaya bahwa jembatan yang lebih modern akan meningkatkan daya tarik Jalan Tunjungan. “Mendukung asal memberi dampak positif. Harapannya, dengan jembatan baru, jumlah pengunjung bisa meningkat dan semakin ramai,” ujar Nando saat ditemui di kafenya, Senin (11/8).
Dukungan serupa juga datang dari Hotel DoubleTree Surabaya. Fanidia Larasati, Asisten Marcomm Manager hotel tersebut, menyatakan bahwa mereka melihat sisi positif dari proyek rehabilitasi ini. “Kami mendukung peremajaan Jalan Tunjungan. Ini bukan hanya untuk keindahan kota, tetapi juga akan menarik lebih banyak wisatawan, termasuk tamu hotel,” katanya.
Rencana pembangunan jembatan baru ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menata tata kota agar lebih ramah bagi pejalan kaki dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengunjung. JPO yang diusulkan akan memiliki konsep modern yang lebih terbuka, menciptakan ruang yang lebih luas dan nyaman untuk pejalan kaki.
Dampak positif dari proyek ini tidak hanya terletak pada aspek estetika, tetapi juga potensi ekonomis yang dapat dihasilkan. Banyak pemilik usaha di sekitar berharap bahwa pengunjung yang datang untuk melihat jembatan baru akan juga mampir ke toko dan kafe mereka. Ini diharapkan akan menggenjot pendapatan sektor bisnis di area itu, yang selama ini berjuang selama masa sulit akibat pandemi.
Jalan Tunjungan merupakan salah satu kawasan ikonik di Surabaya, tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan tetapi juga sebagai tempat berkumpulnya masyarakat. Oleh karena itu, pembaruan infrastruktur ini diharapkan dapat menghidupkan kembali atmosfer yang telah hilang seiring berjalannya waktu.
Dalam konteks yang lebih luas, pembongkaran JPO Siola membuka peluang bagi pemerintah untuk terus melakukan inovasi di bidang infrastruktur sebagai respon atas kebutuhan masyarakat. Dengan modernisasi ini, diharapkan Surabaya dapat menjadi lebih menarik tidak hanya bagi warganya, tetapi juga bagi wisatawan yang berkunjung.
Kota Surabaya saat ini berada dalam fase transformasi, dan langkah ini bisa menjadi salah satu tonggak penting menuju citra kota yang lebih baik dan lebih menarik. Perubahan ini, jika dikelola dengan baik, bukan hanya akan memberikan dampak positif bagi wirausahawan lokal, tetapi juga bagi kualitas hidup masyarakat setempat.
Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya terus berupaya untuk menunjukkan daya tariknya, baik dalam konteks pariwisata maupun sebagai pusat bisnis. Dengan adanya jembatan baru yang lebih modern dan estetis, harapannya Jalan Tunjungan bisa kembali menjadi magnet bagi pengunjung dari dalam maupun luar kota.