Stok Gula Petani di Jatim Menumpuk, Pemprov Usul Solusi Penyerapan

oleh -9 Dilihat
Wagub jatim emil dardak 1755054529180 169.jpeg

Stok Gula Petani di Jawa Timur Mencapai 268.340 Ton, Pemerintah Ambil Langkah Strategis

Surabaya – Masalah serius tengah dihadapi para petani tebu di Jawa Timur, di mana stok gula mereka tidak terserap pasar. Hingga 8 Agustus 2025, data dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menunjukkan total stok gula yang terakumulasi mencapai 268.340 ton. Rinciannya adalah 62.542 ton milik petani, 144.341 ton milik pedagang, dan 45.916 ton milik pabrik.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan bahwa pemerintah provinsi berkolaborasi dengan pemerintah pusat dalam menangani persoalan ini, terutama terkait gula rafinasi yang merembes ke pasaran konsumen. Menurut Emil, langkah ini sangat penting untuk menjaga stabilitas harga gula dan kesejahteraan petani tebu lokal.

“Pemerintah pusat telah mengambil dua pendekatan utama. Pertama, memperketat distribusi gula rafinasi melalui pengawasan yang lebih ketat,” jelas Emil di Surabaya, Rabu (13/8/2025). Pengetatan ini difokuskan untuk mencegah agar gula yang diimpor tidak masuk ke pasar ritel.

Emil menambahkan, upaya ini juga disusul dengan dikerjakannya satgas pangan yang aktif memantau jalur distribusi tersebut. “Menteri Pertanian juga telah menekankan pentingnya langkah ini saat berkunjung ke Jawa Timur beberapa minggu lalu,” lanjutnya.

Pendekatan kedua yang diambil pemerintah adalah mencari solusi untuk mengatasi stok gula yang belum terserap tersebut. Kondisi ini dapat berdampak negatif terhadap harga tebu yang diterima petani. Emil mengungkapkan, “Menteri Pertanian saat ini sedang menggodok solusi untuk gula yang sudah tersedia, namun belum terserap.”

Dia menjelaskan, BUMN Danantara siap membantu penyerapan gula petani sebagai bagian dari langkah konkret, dengan telah menyiapkan pendanaan khusus. “Danantara telah menyiapkan pendanaan untuk melakukan penyerapan dari gula-gula tersebut,” ungkap Emil.

Langkah BUMN ini merupakan bagian dari kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor usaha untuk mendukung petani tebu dan menjaga stabilitas harga gula. Emil pun menyampaikan apresiasi kepada CEO Danantara atas inisiatif yang diambil, yang diharapkan bisa membantu petani dalam menghadapi situasi sulit ini.

Intervensi dan langkah-langkah yang diambil diharapkan mampu menjaga keberlangsungan ekosistem pertebuan di Jawa Timur serta wilayah lainnya. Emil menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak untuk memastikan solusi yang diusulkan dapat berkelanjutan.

“Kita berharap langkah-langkah ini bisa membawa stabilitas di sektor pergulaan dan menjadi bentuk nyata perlindungan terhadap petani tebu,” tukas Emil.

Sebagai masyarakat, kita perlu menyadari betapa pentingnya peran para petani tebu dalam perekonomian lokal. Tindakan pemerintah dan kolaborasi dengan perusahaan semacam Danantara menjadi harapan baru bagi petani untuk mendapatkan kembali harga yang layak atas hasil panen mereka, serta mengurangi dampak dari tekanan harga yang diakibatkan oleh gula impor. Dengan dukungan konkret, diharapkan kesejahteraan petani dan stabilitas harga gula dapat terjaga, memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *