Malang Warga Alami Gendang Telinga Berlubang Akibat Kebiasaan Pakai Cotton Bud

oleh -4 Dilihat
Warga malang harus operasi telinga gegara keseringan pakai cotton bud 1755139608302 169.jpeg

Warga Malang Terancam Gangguan Pendengaran akibat Penggunaan Cotton Bud

Malang, 14 Agustus 2025 – Ajeng Dian Anggi Pertiwi, seorang warga berusia 34 tahun, mengalami penurunan fungsi pendengaran yang serius akibat kebiasaan membersihkan telinganya dengan cotton bud secara berlebihan. Kondisi ini tidak hanya menurunkan pendengarannya, tetapi juga mengakibatkan infeksi jamur yang berbahaya hingga menyebabkan gendang telinga berlubang.

Kisah Anggi, yang diposting di akun media sosialnya, menjadi peringatan bagi masyarakat tentang bahaya penggunaan cotton bud dalam membersihkan telinga. “Please stop sepelehin sakit telinga, dan hilangkan kebiasaan korek telinga,” tulisnya, mengajak publik untuk lebih memperhatikan kesehatan telinga mereka.

Dalam unggahan tersebut, Anggi menjelaskan bahwa pada awalnya penurunannya dianggap wajar dan tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, setelah mengunjungi dokter Telinga Hidung Tenggorokan (THT) pada pertengahan tahun 2024, hasil pemeriksaan menunjukkan cairan yang merusak gendang telinga serta dugaan adanya kolesteatoma. Infeksi ini disinyalir terjadi akibat kebersihan telinga yang berlebihan dari penggunaan cotton bud, yang justru berisiko menciptakan masalah lebih serius.

Selama kurang lebih empat tahun, Anggi rutin membersihkan telinga, menyadari bahwa setiap kali ia melakukannya, rasa nyeri mulai muncul setelah beberapa waktu. “Rasa nyeri biasanya memudar setelah 2-3 hari, tetapi suatu saat rasa sakitnya menetap selama beberapa minggu,” ungkapnya.

Setelah dirujuk ke rumah sakit umum untuk pemeriksaan lebih lanjut, hasilnya cukup mencengangkan: infeksi jamur yang keras telah menutupi gendang telinga. “Mereka menemukan sesuatu yang menutupi gendang telinga, dan ternyata itu jamur,” kata Anggi. Meskipun telah menjalani perawatan awal dengan obat tetes dan salep, masalah ini tidak kunjung membaik. Pemeriksaan CT scan lebih lanjut menunjukkan penumpukan cairan di telinga tengah serta kerusakan akibat kolesteatoma yang berisiko menyebar dan dapat menyebabkan infeksi otak serta meningitis.

Dokter yang menangani Anggi merekomendasikan tindakan operasi untuk menambal gendang telinga dan mengangkat kolesteatoma agar kerusakan tidak bertambah parah. “Kolesteatoma bersifat menggerogoti jaringan dan bisa menyebabkan komplikasi yang sangat berbahaya,” tambahnya.

Kisah Anggi ini penuh makna dalam konteks kesehatan masyarakat. Di tengah kesibukan dan gaya hidup modern, banyak orang masih mengabaikan pedoman kesehatan telinga. Penggunaan cotton bud, yang dianggap praktis dan cepat, berpotensi meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi warga untuk mengedukasi diri dan menerapkan cara yang lebih aman dalam menjaga kebersihan telinga.

Dokter menganjurkan agar masyarakat lebih bijak dan tidak meremehkan gejala-gejala yang dirasakan. Sebagai langkah pencegahan, penggunaan metode pembersihan telinga yang lebih aman sebaiknya dipilih, seperti pembersihan dari profesional kesehatan yang terbukti lebih efektif dan aman. Dengan meningkatkan kesadaran ini, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari risiko gangguan pendengaran yang dapat mengganggu kualitas hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *