Harga Sembako di Jawa Timur: Cabai Merah Naik, Bawang Merah dan Daging Ayam Turun

oleh -6 Dilihat
Harga cabai di palangka raya melambung tembus rp 90 ribukg 169.jpeg

Harga Sembako di Jawa Timur: Kenaikan dan Penurunan yang Mempengaruhi Masyarakat

Harga kebutuhan pokok (sembako) di Jawa Timur terus mengalami fluktuasi setiap harinya. Pada hari ini, terjadi penurunan pada bawang merah, cabai besar, dan daging ayam kampung, sementara cabai keriting justru mengalami peningkatan. Perubahan harga ini penting untuk diketahui masyarakat, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap pengeluaran sehari-hari.

Sembilan bahan pokok, yang mencakup beras, gula, minyak goreng, daging, telur, dan bahan lainnya, adalah faktor utama yang menentukan keadaan ekonomi keluarga. Masyarakat sangat bergantung pada fluktuasi harga sembako ini, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melalui sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo), berikut adalah harga terbaru pada tanggal 15 Agustus 2025:

  • Beras Premium: Rp 15.078/kg
  • Beras Medium: Rp 12.925/kg
  • Gula Kristal Putih: Rp 16.561/kg
  • Minyak Goreng Curah: Rp 18.499/kg
  • Daging Ayam Ras: Rp 31.542/kg
  • Daging Ayam Kampung: Rp 67.712/kg
  • Cabai Merah Keriting: Rp 30.742/kg
  • Cabai Merah Besar: Rp 32.292/kg
  • Bawang Merah: Rp 47.170/kg

Perubahan harga ini mencerminkan kondisi pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari biaya produksi, tren permintaan dan penawaran, hingga kondisi cuaca. Pada hari ini, bawang merah turun Rp 434 (0,91%), cabai besar turun Rp 331 (0,21%), dan daging ayam kampung turun Rp 451 (0,66%). Sebaliknya, cabai keriting mengalami kenaikan sebesar Rp 290 (0,95%).

Faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga sembako sangat kompleks. Salah satunya adalah kondisi pasokan yang terpengaruh oleh cuaca. Cuaca ekstrem atau bencana alam dapat menyebabkan penurunan produksi pertanian, yang sekaligus berujung pada kenaikan harga. Selain itu, kebijakan pemerintah seperti perpajakan dan subsidi juga berpengaruh besar. Jika pemerintah memberlakukan pembatasan impor, harga sembako bisa melonjak.

Nilai tukar rupiah yang tidak stabil juga berdampak signifikan terhadap harga barang impor. Ketika nilai tukar melemah, harga barang yang diimpor menjadi lebih mahal, memicu kenaikan sembako. Inflasi tinggi juga menjadi faktor risiko yang menciptakan tekanan pada harga sembako.

Masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, merasakan dampak paling besar dari fluktuasi harga ini. Kenaikan harga sembako dapat menggerus daya beli mereka, yang pada gilirannya berdampak pada kualitas hidup. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengawasi harga sembako dengan lebih ketat dan menerapkan kebijakan yang mendorong stabilitas harga agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.

Dengan mengetahui harga sembako dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, masyarakat diharapkan dapat lebih bijaksana dalam perencanaan belanja dan pengeluaran sehari-hari. Upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat diperlukan untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan sembako, sehingga semua lapisan masyarakat dapat merasakan dampak positif yang lebih besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *