Wali Kota Eri Cahyadi Ingatkan Surabaya Belum Sepenuhnya Merdeka di HUT ke-80 RI

oleh -4 Dilihat
Suasana upacara di balai kota suraba 1755408738085 169.jpeg

Surabaya: Peringatan HUT ke-80 RI dan Seruan Wali Kota untuk Kesejahteraan Bersama

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam menghadapi tantangan yang masih ada di masyarakat, saat mengikuti upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-80 di Balai Kota, Minggu (17/8/2025). Dalam kesempatan tersebut, Eri mengenakan baju adat Minangkabau, simbol keberagaman budaya di Indonesia, dan mengajak warga untuk bersama-sama memerangi berbagai masalah sosial yang masih mengancam kesejahteraan.

Eri menjelaskan, meskipun Indonesia telah merdeka selama 80 tahun, masih banyak permasalahan yang perlu diatasi, seperti kemiskinan, putus sekolah, dan stunting. “Merdeka dari kemiskinan, merdeka dari putus sekolah, merdeka dari stunting. Selagi itu masih ada, maka sejatinya Surabaya belum merdeka sepenuhnya,” tegasnya. Pernyataan ini mengingatkan kita betapa pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan warganya, dalam menciptakan kesejahteraan yang merata.

Upacara ini tidak hanya menjadi ajang peringatan sejarah, tetapi juga refleksi tentang keadaan sosial saat ini. Dengan berfokus pada aspek kesejahteraan, Eri mengajak masyarakat Surabaya untuk semakin guyub dan rukun. “Alhamdulillah, hari kemerdekaan ini kita harus semakin guyub, semakin rukun. Ulang tahun ke-80 ini menunjukkan bahwa, khususnya Kota Surabaya, harus betul-betul merdeka,” ujarnya kepada wartawan.

Acara berlangsung meriah dengan penampilan tarian daerah oleh para pelajar serta hiburan musik oleh penyanyi lokal, arek Suroboyo. Moment ini menunjukkan kekayaan budaya dan kebersamaan dalam merayakan semangat kemerdekaan. Eri Cahyadi dan sang istri, Rini Indriyani, tampil kompak dengan busana adat Sumatera Barat, menandakan penghargaan terhadap keragaman etnis di Kota Surabaya. “Pemilihan baju adat ini berbeda dengan Hari Jadi Kota Surabaya. Ketika kemerdekaan, kami selalu berganti-ganti sesuai dengan suku yang ada di Surabaya,” jelasnya.

Dalam upacara tersebut, Eri juga memberikan penghargaan kepada sejumlah jajaran pemkot, pelaku UMKM, dan tokoh masyarakat lainnya sebagai apresiasi atas kontribusi mereka dalam membangun Kota Surabaya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengakui dan mengapresiasi peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah.

Melihat konteks sosial-politik saat ini, seruan Wali Kota Eri Cahyadi untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pendidikan ini sangat relevan. Di tengah situasi ekonomi yang dinamis, peningkatan kesadaran kolektif dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan yang ada. Masyarakat diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam mendukung program-program pemerintahan yang berfokus pada kesejahteraan.

Sebagai kota yang kaya akan keanekaragaman budaya dan sejarah perjuangan, Surabaya diharapkan tidak hanya memperingati kemerdekaan, tetapi juga mengambil langkah nyata untuk meraih kebebasan sejati dari berbagai macam tantangan yang menghambat kemajuan. Dengan semangat kerja sama, diharapkan Surabaya bisa menjadi contoh nyata dalam mewujudkan tujuan bersama untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh warganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *